Dalam dunia bisnis saat ini, sepertinya tidak ada suatu usaha yang tidak ada saingannya. Jangan pernah kalah lebih dulu sebelum berperang, tidak selalu pesaing yang lebih besar bahkan mungkin bisa dikatakan raksasa industri dibidang yang Anda geluti akan membunuh usaha Anda. Anda bisa menghadapinya, memperkuat pijakan kaki Anda, dan memberi mereka sebuah pelajaran tentang kegigihan.
Hal itu bukanlah sesuatu yang mustahil, ini pernah dilakukan oleh seorang pria asal Australia bernama Garry Leech. Garry awalnya bekerja untuk Arnott's sebagai petugas pelayanan pertanian. Pertama kali mengenal tentang kripik kentang komersial yang dimasak secara tradisional pada tahun 1984, saat dirinya melakukan perjalanan bisnis ke Amerika. Sebuah ide muncul, dan menurutnya hal ini bisa berhasil di Australia.
Pada tahun 1987, Garry keluar dari Arnot's dan membangun kemitraan dengan empat pengusaha Sydney, Leo Schultz, Andrew Mandrides, Ivan Tomasich dan Ralph Gilbert Schultz yang saat itu tengah menjalankan bisnis menjual kentang grosiran dan sedang mencari sesuatu yang baru.
Yang dilakukan Garry selanjutnya adalah meminta nasihat dan peralatan dari sebuah perusahaan Amerika yang bernama Martin's, yang sudah sukses memproduksi keripik kentang rumahan secara massal. Produk hasil produksi Garry dan kawan-kawannya ini akhirnya di beri nama Kettle Chips.
Mereka memiliki sedikit uang untuk mengembangkan kemasan yang menarik, namun sayangnya tidak memiliki cukup uang untuk beriklan. Akhirnya pada tahun 1989, Andrew Mandrides yang bertindak sebagai manajer pemasaran, berkeliling dan memasarkannya melalui telepon dan juga ke berbagai tempat.
Awalnya banyak pemilik toko menolak menjual Kettle Chips, karena saat itu pasar makanan ringan di Australia di dominasi produk multinasional, terutama merek Smith's. Namun tim ini bekerja keras hingga 17-18 jam perhari.
"Saya tahu saya tengah duduk di atas sebuah tambang emas ketika kami keluar dan membawa bungkusan untuk orang-orang," kata Mandrides.
Berkat kerja keras mereka, produk Kettle Chips ini mulai terjual, bahkan menguasai 5% dari pangsa pasar. Hal ini membuat para pemain besar mulai memperhatikan gerakan Garry Leech dan timnya.
Lalu pada bulan April 1992, sebuah produk saingan bernama Smith's Country Kettle Chips muncul dipasaran. Produk ini tampak sangat mirip dengan Kettle Chips, kemasannya, huruf, warna, bahkan gambar depannya pun mirip, sebuah kuali tradisional yang dijilat api dari bawah. Akibatnya penjualan menurun, karena para pembeli di buat bingung.
Akhirnya kemitraan Kettle Chips tidak memiliki pilihan lain, mereka menuntut pemilik Smith's, anak perusahaan Coca-Cola Amatil yang bernama CCA Snack Foods, atas prilaku penyesatan sebagaimana tercantum dalam peraturan Trade Practice Act.
Pengadilan menyidangkan kasus ini pada tahun 1993, dan memenangkan pihak Kettle Chips, serta memutuskan bahwa pemilik Smith's telah "memalsukan" produk mereka sebagai Kettle Chips. Namun, ternyata pihak Smith's tidak puas dengan keputusan tersebut, mereka mengajukan banding. Kasus itu disidangkan kembali dua kali, dan Pengadilan Federal kembali memenangkan Kettle Chips, serta meminta pihak Smith's membayar ganti rugi sebesar 11,1 juta dolar Australia.
Perusahaan Kettle Cooked Chips Company menunjukkan perkembangan yang cukup baik, hal ini membuat perusahaan multinasional Arnott's meliriknya. Gerry Leech dan rekan-rekannya akhirnya menerima tawaran dari Arnott's yang membeli perusahaan tersebut seharga 26 juta dolar Australia.
Beberapa pelajaran berharga yang bisa dipelajari dari kisah Gerry Leech ini :
Pertama, jangan takut untuk mencoba sebuah ide, lakukan riset, cari tahu siapa ahlinya, mintalah nasihat dan cobalah mulai bisnis Anda sendiri.
Kedua, terkadang Anda tidak harus jadi single fighter, carilah rekan yang bisa Anda ajak kerjasama.
Ketiga, buatlah produk yang original. Pastikan Anda membuat inovasi yang membuat produk Anda bukan jiplakan. Seperti kisah Garry, jika produk Anda original, Anda bisa mempertahankan posisi Anda sekalipun membutuhkan kerja keras untuk merebut pasaran.
Dan yang terakhir, jangan takut untuk bersaing, sekalipun dengan raksasa dibidangnya. Selalu ada peluang yang terbuka. Anda hanya perlu kreatif, inovatif dan pastinya bekerja keras dalam mencapai keberhasilan tersebut.
Sumber : (Disadur dari 100 Great Business Ideas, Emily Ross & Angus Holland, hikmah)